Baby Hello Kitty

Wednesday, January 23, 2013

... INILAH SEDEKAH - SEDEKAH YANG PALING UTAMA ...



Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Shadaqah adalah baik seluruhnya, namun antara satu dengan yang lain berbeda keutamaan dan nilainya, tergantung kondisi orang yang bersedekah dan kepentingan proyek atau sasaran shadaqah tersebut. Di antara shadaqah yang utama menurut Islam adalah sebagai berikut:

1. Shadaqah Sirriyah ....

Yaitu shadaqah yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Shadaqah ini sangat utama karena lebih medekati ikhlas dan selamat dari sifat pamer. Allah subhanahu wata’ala telah berfirman,

“Jika kamu menampakkan sedekahmu, maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah [2]:271)

Yang perlu kita perhatikan di dalam ayat di atas adalah, bahwa yang utama untuk disembunyikan terbatas pada shadaqah kepada fakir miskin secara khusus. Hal ini dikarenakan ada banyak jenis shadaqah yang mau tidak mau harus tampak, seperti membangun sekolah, jembatan, membuat sumur, membekali pasukan jihad dan lain sebagainya.

Di antara hikmah menyembunyikan shadaqah kepada fakir miskin adalah untuk menutup aib saudara yang miskin tersebut. Sehingga tidak tampak di kalangan manusia serta tidak diketahui kekurangan dirinya. Tidak diketahui bahwa tangannya berada di bawah, bahwa dia orang papa yang tak punya sesuatu apa pun.Ini merupakan nilai tambah tersendiri dalam ihsan terhadap orang fakir.

Oleh karena itu Nabi shallallahu ‘alihi wasallam memuji shadaqah sirriyah ini, memuji pelakunya dan memberitahukan bahwa dia termasuk dalam tujuh golongan yang dinaungi Allah nanti pada hari Kiamat. (Thariqul Hijratain)

2. Shadaqah Dalam Kondisi Sehat .....

Bersedekah dalam kondisi sehat dan kuat lebih utama daripada berwasiat ketika sudah menjelang ajal, atau ketika sudah sakit parah dan tipis harapan kesembuhannya. Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam bersabda,

“Shadaqah yang paling utama adalah engkau bershadaqah ketika dalam keadaan sehat dan bugar, ketika engkau menginginkan kekayaan melimpah dan takut fakir. Maka jangan kau tunda sehingga ketika ruh sampai tenggorokan baru kau katakan, “Untuk fulan sekian, untuk fulan sekian.” (HR.al-Bukhari dan Muslim)

3. Shadaqah Setelah Kebutuhan Wajib Terpenuhi ....

Allah subhanahu wata’ala telah berfirman,

“Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah, “Yang lebih dari keperluan”. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir.” (QS. Al-Baqarah [2]:219)

Nabi shallallahu ‘alihi wasallam bersabda,
“Tidak ada shadaqah kecuali setelah kebutuhan (wajib) terpenuhi.”

Dan dalam riwayat yang lain,

“Sebaik-baik shadaqah adalah jika kebutuhan yang wajib terpenuhi.”
(Kedua riwayat ada dalam al-Bukhari)

4. Shadaqah dengan Kemampuan Maksimal .....

Berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alihi wasallam,
“Shadaqah yang paling utama adalah (infak) maksimal orang yang tak punya. Dan mulailah dari orang yang menjadi tanggunganmu.” (HR. Abu Dawud)

Beliau juga bersabda,

“Satu dirham telah mengalahkan seratus ribu dirham.” Para sahabat bertanya,” Bagaimana itu (wahai Rasululullah)? Beliau menjawab, “Ada seseorang yang hanya mempunyai dua dirham lalu dia bersedakah dengan salah satu dari dua dirham itu. Dan ada seseorang yang mendatangi hartanya yang sangat melimpah ruah, lalu mengambil seratus ribu dirham dan bersedekah dengannya.” (HR. an-Nasai, Shahihul Jami’)

Al-Imam al-Baghawi rahimahullah berkata, “Hendaknya seseorang memilih untuk bersedekah dengan kelebihan hartanya, dan menyisakan untuk dirinya kecukupan karena khawatir terhadap fitnah fakir.

Sebab boleh jadi dia akan menyesal atas apa yang dia lakukan (dengan infak seluruh atau melebihi separuh harta) sehingga merusak pahala. Shadaqah dan kecukupan hendaknya selalu eksis dalam diri manusia.

Rasululllah shallallahu ‘alihi wasallam tidak mengingkari Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu yang keluar dengan seluruh hartanya, karena Nabi tahu persis kuatnya keyakinan Abu Bakar dan kebenaran tawakkalnya, sehingga beliau tidak khawatir fitnah itu menimpanya sebagaimana Nabi khawatir terhadap selain Abu Bakar.

Bersedekah dalam kondisi keluarga sangat butuh dan kekurangan, atau dalam keadaan menanggung banyak hutang bukanlah sesuatu yang dikehendaki dari sedekah itu. Karena membayar hutang dan memberi nafkah keluarga atau diri sendiri yang memang butuh adalah lebih utama.

Kecuali jika memang dirinya sanggup untuk bersabar dan membiarkan dirinya mengalah meski sebenarnya membutuhkan sebagaimana yang dilakukan Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu dan juga itsar (mendahulukan orang lain) yang dilakukan kaum Anshar terhadap kaum Muhajirin.” (Syarhus Sunnah)

5. Menafkahi Anak Istri .....

Berkenaan dengan ini Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam bersabda,

“Seseorang apabila menafkahi keluarganya dengan mengharapkan pahalanya maka dia mendapatkan pahala sedekah.” ( HR. al-Bukhari dan Muslim)

Beliau juga bersabda,

“Ada empat dinar; Satu dinar engkau berikan kepada orang miskin, satu dinar engkau berikan untuk memerdekakan budak, satu dinar engkau infakkan fi sabilillah, satu dinar engkau belanjakan untuk keluargamu. Dinar yang paling utama adalah yang engkau nafkahkan untuk keluargamu.” (HR. Muslim)

6. Bersedekah Kepada Kerabat .....

Diriwayatkan bahwa Abu Thalhah radhiyallahu ‘anhu memiliki kebun kurma yang sangat indah dan sangat dia cintai, namanya Bairuha’. Ketika turun ayat,

“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai.” (QS. 3:92)

Maka Abu Thalhah mendatangi Rasulullah dan mengatakan bahwa Bairuha’ diserahkan kepada beliau, untuk dimanfaatkan sesuai kehendak beliau. R

asulullah shallallahu ‘alihi wasallam menyarankan agar ia dibagikan kepada kerabatnya. Maka Abu Thalhah melakukan apa yang disarankan Nabi tersebut dan membaginya untuk kerabat dan keponakannya.(HR. al-Bukhari dan Muslim)

Nabi shallallahu ‘alihi wasallam juga bersabda,

“Bersedakah kepada orang miskin adalah sedekah (saja), sedangkan jika kepada kerabat maka ada dua (kebaikan), sedekah dan silaturrahim.” (HR. Ahmad, an-Nasa’i, at-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Secara lebih khusus, setelah menafkahi keluarga yang menjadi tanggungan, adalah memberikan nafkah kepada dua kelompok, yaitu:

* Anak yatim yang masih ada hubungan kerabat, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala,

”(Yaitu) melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi makan pada hari kelaparan, (kepada) anak yatim yang masih ada hubungan kerabat, atau orang miskin yang sangat fakir.” (QS. Al-Balad [90]:13-16)

* Kerabat yang memendam permusuhan, sebagaimana sabda Nabi,

“Shadaqah yang paling utama adalah kepada kerabat yang memendam permusuhan.” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan at-Tirmidzai, Shahihul jami’)

7. Bersedekah Kepada Tetangga ....

Allah subhanahu wata’ala berfirman di dalam surat an-Nisa’ ayat 36, di antaranya berisikan perintah agar berbuat baik kepada tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh. Dan Nabi juga telah bersabda memberikan wasiat kepada Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu,
“Jika engkau memasak sop maka perbanyaklah kuahnya, lalu bagilah sebagiannya kepada tetanggamu.” (HR. Muslim)

8. Bersedekah Kepada Teman di Jalan Allah ...

Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam bersabda,
“Dinar yang paling utama adalah dinar yang dinafkahkan seseorang untuk keluarganya, dinar yang dinafkahkan seseorang untuk kendaraannya (yang digunakan) di jalan Allah dan dinar yang diinfakkan seseorang kepada temannya fi sabilillah Azza wa Jalla.” (HR. Muslim)

9. Berinfak Untuk Perjuangan (Jihad) di Jalam Allah ....

Amat banyak firman Allah subhanahu wata’ala yang menjelaskan masalah ini, di antaranya,

“Berangkatlah kamu baik dalam keadaan ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwa pada jalan Allah.” (QS. At-Taubah [9]:41)

Dan juga firman Allah subhanahu wata’ala,

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS. Al-Hujuraat [49]:15)

Di dalam sebuah hadits, Nabi shallallahu ‘alihi wasallam bersabda,

“Barang siapa mempersiapkan (membekali dan mempersenjatai) seorang yang berperang maka dia telah ikut berperang.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Namun perlu diketahui bahwa bersedekah untuk kepentingan jihad yang utama adalah dalam waktu yang memang dibutuhkan dan mendesak, sebagaimana yang terjadi pada sebagian negri kaum Muslimin.

Ada pun dalam kondisi mencukupi dan kaum Muslimin dalam kemenangan maka itu juga baik akan tetapi tidak seutama dibanding kondisi yang pertama.

10. Shadaqah Jariyah .....

Yaitu shadaqah yang pahalanya terus mengalir meskipun orang yang bersedekah telah meninggal dunia. Nabi shallallahu ‘alihi wasallam bersabda,

“Jika manusia meninggal dunia maka putuslah amalnya kecuali tiga hal; Shadaqah jariyah, ilmu yang diambil manfaat dan anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim)

Di antara yang termasuk proyek shadaqah jariyah adalah pembangunan masjid, madrasah, pengadaan sarana air bersih dan proyek-proyek lain yang dimanfaatkan secara berkelanjutan oleh masyarakat.

Wallahu’alam bishshawab, ..
Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...

Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat ...

... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...

~ o ~

Tuesday, January 22, 2013

Siapakah Jin Qarin itu

Qarin adalah Jin Pendamping Manusia
 

Qarin adalah jin yang dicipta oleh Allah sebagai pendamping atau kembar kepada setiap insan yang dilahirkan (manusia). Dia dikatakan sebagai “syaitan” kepada manusia itu. Setiap manusia yang dilahirkan ke dunia ini pasti ada qarin nya sendiri. Rasulullah s.a.w. tidak terkecuali. Cuma bezanya, qarin Rasulullah adalah muslim. Manakala yang lain-lainnya adalah kafir.


Pada umumnya qarin kafir ini mendorong “dampingan”nya membuat kejahatan. Dia membisikkan was-was, melalaikan ibadah seperti solat, membaca al-Quran dan sebagainya. Malah ia bekerja sekuat tenaga untuk menghalang manusia dampingannya melakukan ibadah dan kebaikan.


Untuk mengimbangi usaha qarin ini Allah utuskan malaikat (Maha Adil Allah). Malaikat ini akan membisikkan hal-hal kebenaran dan mengajak membuat kebaikan. Maka terpulanglah kepada setiap manusia membuat pilihan.


Walau bagaimanapun orang-orang Islam mampu menguasai dan menjadikan pengaruh qarinnya lemah tidak berdaya.


Caranya ialah dengan membaca “Bismillahir Rahmanir Rahim” (basmalah) sebelum melakukan sebarang pekerjaan, banyak berzikir, membaca al-Quran, melakukan kebaikan dan taat melaksanakan perintah Allah. Secara tidak langsung manusia itu akan meninggalkan nafsu syahwat dan sifat-sifat tercela. Membersihkan dirinya bersesuaian dengan martabat malaikat tersebut.


Pernah satu ketika dulu para ‘ustaz” pendakwah menceritakan bahawa apabila kita makan berserta Bismillah, syaitan akan kelaparan dan kurus tetapi jika sebaliknya ia semakin gemuk. Pada awalnya memang mengelirukan dan sukar difahami bagaimana syaitan itu boleh kurus kerana bukan kita seorang sahaja manusia di muka bumi ini. Bukan semuanya baca basmalah bila hendak makan dan minum. Setelah dibangkitkan soal qarin ini baharulah kita faham kedudukan sebenarnya. Syaitan yang dimaksudkan ialah jin qarin ini (sifatnya berlawanan dengan sifat malaikat – sebab itu disebut syaitan) dan ia khusus untuk setiap individu.


Sabda Rasulullah s.a.w. daripada Abdullah Mas’ud r.a. maksudnya: “Setiap kamu ada Qarin daripada bangsa jin, dan juga Qarin daripada bangsa malaikat". Mereka bertanya: “Engkau juga ya Rasulullah.” Sabdanya: “Ya aku juga ada, tetapi Allah telah membantu aku sehingga Qarin itu dapat kuislamkan dan hanya menyuruh aku dalam hal kebajikan sahaja.” (Riwayat Ahmad dan Muslim)


Kewujudan qarin ialah untuk menggoda manusia, menampakkan hal-hal yang buruk dan hal-hal yang jahat-jahat seolah-olah baik pada anggapan manusia, lalu akhirnya manusia terpengaruh atau terpesong.


Dalam surah al-An’am: 112 terdapat firman Allah:“Dan demikianlah kami jadikan bagi setiap nabi itu musuh dari jenis manusia dan jin, sebahagian daripada mereka membisikkan kepada yang lain perkataan yang indah-indah untuk menipu”.


Ath-Thabarani mengisahkan riwayat dari Syuraik bin Thariq. Ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, yang ertinya: “Tidak ada seseorang di antara kalian melainkan ada baginya seorang syaitan.” Mereka bertanya, “Juga bagimu, ya Rasulullah?” “Ya, juga bagiku, tetapi Allah melindungiku sehingga aku selamat .”(HR. Ibnu Hibban)


Jin ini, menurut para alim ulama’, bukanlah dari kalangan jin yang biasa. Jin ini tugasnya hanya untuk menyesatkan ‘tuan’nya, yang didampingi dari awal kelahiran hingga kematian manusia tersebut. Ada juga qaul yang menyatakan bahawa jin ini dilahirkan bersama-sama kita, akan tetapi ianya tidak mati apabila kita meninggal dunia kerana hayat mereka dipanjangkan Allah, dan mereka hanya dimatikan menjelang hari Qiamat.


Ketika manusia mati sama ada dalam keadaan beriman kepada Allah atau mati dalam keadaan murtad, syirik atau kufur hasil daripada tipu helah iblis dan syaitan yang sentiasa berada di samping manusia, menemani manusia ke mana dia pergi, ataupun mati dalam Islam tetapi bergelumang dalam maksiat.


Qarin akan berpisah dengan “kembar”nya apabila manusia meninggal dunia. Roh manusia akan ditempatkan di alam barzakh, sedangkan qarin terus hidup kerana lazimnya umur jin adalah panjang. Walau bagaimanapun, apabila tiba hari akhirat nanti maka kedua-duanya akan dihadapkan ke hadapan Allah untuk diadili.


Tetapi qarin akan berlepas tangan dan tidak bertanggungjawab atas kesesatan atau kederhakaan manusia.

Friday, January 4, 2013

Kisah Syuhrabil bin Hasanah

Syuhrabil bin Hasanah memeluk Islam tak lama setelah Muhammad diangkat menjadi Rasul, ketika itu ia memeluk Islam tidak sendirian, melainkan bersama ibu, ayah tiri dan saudara-saudara tirinya. Syuhrabil dan keluarganya mengalami penderitaan keras dari orang Quraisy sehingga mereka dua kali hijrah ke Habasyah. Semua keteguhan ini membuat Rasul amat sayang dan dekat dengan Syuhrabil. Sampai pernah suatu ketika Rasul meminjam satu-satunya pakaian Syuhrabil.

Pada Perang Tabuk, Syuhrabil bin Hasanah ikut dalam pasukan Khalid bin Walid. Khalid diperintahkan Rasulullah untuk menemui Ukaidar bin Abdul Malik, raja kristen di Daumatul Jandal. Khalid agak bingung karena pasukannya sedikit, maka Rasulullah bersabda, "Engkau akan mendapatinya sedang memburu seekor lembu, maka pada saat itu serang dia."

Apa yang disabdakan Rasulullah menjadi kenyataan. Ukaidar sedang berburu lembu ketika Khalid dan Syuhrabil menangkapnya. Akhirnya Ukaidar pun bersedia berdamai. Setelah peristiwa itu, Rasulullah Saw menugaskan Syuhrabil menjadi duta beliau untuk mengawasi perjanjian dengan Raja Ailah, Yohanna bin Ru'ba.

Sebagai pejuang sejati, Syuhrabil bin Hasanah mengikuti semua perang di masa Rasulullah dan kedua khalifah penggantinya, Abu Bakar dan Umar. Syuhrabil menjadi penglima ulung. Kepahlawanannya terkenal pada Perang Fihl di timur Sungai Yordan. Ketika itu Syuhrabil berhasil membawa pasukannya menyebrangi medan lumpur yang diciptakan musuh, dan memenangkan pertempuran.

Syuhrabil bin Hasanah ikut serta dalam pasukan muslim pimpinan Amru bin Ash yang berhasil membebaskan Al-Quds di Palestina dari cengkeraman Romawi.

Ketika wabah tha'un (kolera) melanda Syam, banyak orang menganggapnya sebagai azab. Namun Syuhrabil berkata, "Demi Allah, itu bukan azab. Sesungguhnya ini adalah doa Nabi kalian dan rahmat bagi kalian. Dan juga kematian bagi orang-orang shalih sebelum kalian."

Kata-kata itu kemudian dialaminya sendiri. Ia syahid oleh wabah kolera saat menjadi gubernur Yordania.

Kisah Tiga Orang Bani Israel (Orang Berkulit Belang, Berkepala Botak dan Bermata Buta)

Nabi bersabda: 

Sungguhnya ada tiga orang Bani Israel, seorang berkulit belang, seorang berkepala botak dan yang lain matanya buta. Allah ingin menguji mereka, maka Dia mengirim malaikat. 

Malaikat ini mendatangi orang yang berkulit belang.

Dan malaikat bertanya: "Apa yang paling kamu sukai?"
Orang itu menjawab: "Warna (kulit) yang bagus, kulit yang indah dan sembuhnya penyakit yang membuat orang jijik kepadaku."

Malaikat tersebut mengusap tubuhnya, maka penyakitnya sembuh dan ia diberi warna yang bagus dan kulit yang indah. 

Malaikat bertanya lagi: "Harta apa yang paling kamu senangi?"
Orang itu menjawab: "Unta" (atau sapi, periwayat hadis ini (yaitu Ishak) ragu tentang itu)

Lalu ia diberi unta yang hampir melahirkan.

lalu malaikat berkata: "Semoga Allah memberkahinya untukmu."

Kemudian ia mendatangi orang yang botak.

Lalu (malaikat) bertanya: "Apa yang paling kamu sukai?"
Orang itu berkata: "Rambut yang indah dan sembuhnya penyakit yang membuat orang jijik kepadaku."

Malaikat mengusapnya, maka penyakitnya sembuh dan ia diberi rambut yang indah. 

Malaikat bertanya lagi: "Harta apa yang paling kamu senangi?"
Ia menjawab: "Sapi."

Maka ia diberi sapi bunting 

Lalu malaikat berkata: "Semoga Allah memberkahinya untukmu."

Kemudian malaikat mendatangi yang buta, 

Lalu (malaikat) bertanya: "Apa yang paling kamu sukai?"
Ia menjawab: "Allah mengembalikan penglihatanku, sehingga aku dapat melihat manusia."

Maka Malaikat mengusapnya, sehingga penglihatannya kembali normal. 

Malaikat itu bertanya lagi: "Harta apa yang paling kamu sukai?"
Ia menjawab: "Kambing."

Maka ia diberi kambing yang beranak. 

Selanjutnya semua binatang yang diberikan itu beranak-pinak sehingga orang yang berpenyakit belang dapat mempunyai unta satu lembah, yang botak mempunyai sapi satu lembah dan yang asalnya buta memiliki kambing satu lembah. 

Pada suatu ketika malaikat kembali mendatangi orang yang berpenyakit belang dalam bentuk dan cara seperti ia dahulu.

Lalu (malaikat) berkata: "Aku orang miskin yang telah terputus seluruh sumber rezeki dalam perjalananku, maka pada hari ini tidak ada lagi pengharapan, kecuali kepada Allah dan kamu. Demi Tuhan yang telah menganugerahimu warna yang bagus, kulit yang indah serta harta benda, aku minta seekor unta untuk membantuku dalam perjalanan."
Orang itu berkata: "Masih banyak sekali hak-hak yang harus kupenuhi."
Maka malaikat itu berkata kepadanya: "Aku seperti mengenal kamu, bukankah kamu yang dahulu berpenyakit kulit belang yang manusia jijik kepadamu, serta yang dahulu fakir lalu diberi harta oleh Allah?"
Orang itu berkata: "Aku mewarisi harta ini secara turun-temurun."
Malaikat berkata: "Kalau kamu berdusta, semoga Allah menjadikan kamu seperti dahulu lagi."

Setelah itu malaikat tadi mendatangi orang yang dahulu botak dalam bentuknya seperti dahulu lalu berkata kepadanya seperti apa yang dikatakannya kepada orang yang berkulit belang, dan orang itu menjawabnya seperti jawaban orang yang belang tadi. 

Maka malaikat berkata: "Jika kamu berdusta, semoga Allah menjadikan kamu seperti dahulu lagi."

Kemudian sesudah itu malaikat mendatangi orang yang dahulu buta dalam bentuk dan cara seperti dahulu.

Lalu (malaikat) berkata: "Aku orang miskin yang mengembara dan telah terputus seluruh sumber rezeki dalam perjalananku, maka pada hari ini tidak ada lagi pengharapan, kecuali kepada Allah dan kamu. Demi Tuhan yang telah memulihkan penglihatanmu, aku minta seekot kambing untuk membantuku dalam perjalanan."
Orang itu berkata: "Dahulu aku buta, lalu Allah memulihkan penglihatanku, maka ambillah apa yang kamu inginkan dan tinggalkanlah apa yang tidak kamu inginkan. Demi Allah aku tidak akan membebani kamu untuk mengembalikan sesuatu yang telah kamu ambil untuk Allah."
Maka malaikat berkata: "Peganglah hartamu itu semua, karena kamu sekalian hanya sekedar diuji, kamu telah diridai Tuhan, sedangkan kedua sahabatmu telah dimurkai Allah."

(Shahih Muslim)




19 keutamaan wanita dalam Islam

1. Doa wanita itu lebih makbul daripada lelaki karena sifat penyayang yang lebih kuat daripada lelaki. Ketika ditanya kepada Rasulullah SAW akan hal tersebut, jawab baginda , Ibu lebih penyayang daripada bapak dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia.
2. Wanita yang salehah (baik) itu lebih baik daripada 1000 lelaki yang saleh.
3. Barangsiapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya seumpama orang yang senantiasa menangis karena takut akan Allah .Dan orang yang takut akan Allah SWT akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya.
4. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Rasulullah saw di dalam syurga);
5. Barangsiapa membawa hadiah (barang makanan dari pasar ke rumah lalu diberikan kepada keluarganya) maka pahalanya seperti melakukan amalan bersedekah.Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak lelaki.
6. Surga itu di bawah telapak kaki ibu;
7. Barangsiapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa takwa serta sikap bertanggungjawab, maka baginya adalah surga.
8. Apabila memanggil akan dirimu dua orang ibu bapakmu, maka jawablah panggilan ibumu terlebih dahulu.
9. Daripada Aisyah r.a. Barangsiapa yang diuji dengan sesuatu daripada anak-anak perempuannya lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya daripada api neraka.
10. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutuplah pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu surga. Masuklah dari mana saja pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.
11. Wanita yang taat pada suaminya, maka semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan semua beristighfar baginya selama dia taat kepada suaminya serta menjaga salat dan puasanya
12. Aisyah r.a berkata, Aku bertanya kepada Rasulullah, siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita? Jawab Rasulullah SAW Suaminya. Siapa pula berhak terhadap lelaki? Jawab Rasulullah SAW, Ibunya.
13. Perempuan apabila sembahyang lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, memelihara kehormatannya serta kepada suaminya, masuklah dia dari pintu surga mana saja yang dikehendaki.
14. Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah SWT memasukkan dia ke dalam surga terlebih dahulu daripada suaminya (10,000 tahun).
15. Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah SWT mencatatkan baginya setiap hari dengan 1,000 kebajikan dan menghapuskan darinya 1,000 kejahatan.
16. Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah SWT mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah.
17. Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia dari dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.
18. Apabila telah lahir anak lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan daripada susunya diberi satu kebajikan.
19. Apabila semalaman seorang ibu tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah SWT memberinya pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah SWT.

Thursday, January 3, 2013

Kisah Dhirar bin Khattab Panglima Berlidah Bijak

Diantara rombongan orang Mekah yang berbondong-bondong memeluk Islam, terselip seseorang bernama Dhirar bin Khattab. Saat itu adalah hari penaklukan Mekah. Sebelumnya, Dhirar memerangi Kaum Muslimin di semua peperangan. Ia merupakan prajurit yang gagah. Pada Perang Khandak, Dhirar termasuk salah satu dari 4 atau 5 orang Quraisy yang berhasil melompati parit walau kemudian berhasil diusir oleh Kaum Muslimin. Kegagahannya mengingatkan orang pada Umar ra walau mereka bukan saudara.
Suatu ketika beberapa orang dari Aus dan Khazraj berdebat soal siapa dari kedua suku itu yang paling berani saat perang Uhud. Aus dan Khazraj adalah dua suku Anshar. Saat mereka melihat Dhirar melintas, mereka bertanya kepadanya. Dhirar yang telah menjadi muslim yang baik, berkata, "Saya tidak tahu siapa yang diantara kalian yang berasal dari Suku Aus maupun Suku Khazraj, namun yang jelas, tatkala meletus Perang uhud, aku berhasil menikahkan 11 orang dari kalian dengan para bidadari."


Maksudnya, saat itu Dhirar yang masih musyrik, membunuh 11 orang muslim. Suatu ketika, Dhirar juga pernah berkata kepada Abu Bakar Ash-Shiddiq tentang masa lalunya di barisan musyrikin Quraisy. Dhirar mengatakan, "Sesungguhnya kami kaum Quraisy lebih baik dari kalian. Kami berhasil memasukkan orang-orang ke Surga, sedangkan kalian memasukkan orang ke dalam Neraka."
Benar-benar gurauan yang cerdas dan mengena. Kabijakannya juga membuatnya bertindak baik bahkan di waktu perang. Saat mengahdapi Umar bin Khattab yang ia sayangi di Perang Uhud, Dhirar berkata, "Hai putra Khattab, aku tidak akan membunuhmu."Sa'ad bin Abi Waqqash, panglima utama Muslimin di Persia, melaporkan kepada Khalifah Umar ra bahwa pasukan persia tengah kumpul di Masibdzan di bawah pimpinan Jenderal Adhin bin Hurmuzan. Maka Amirul Mukiminin membalas surat itu, "Tugaskan Dhirar bin Khattab untuk menjadi panglima pasukan."

Maka Dhirar membawa pasukan menuju Masibdzan. Setelah menilai situasi tempur, Dhirar memimpin langsung pasukannya untuk melancarkan serangan terarah ke arah posisi komandan musuh. Taktiknya berhasil, Dhirar berhasil menawan Adhin, akibatnya pasukan Persia mundur membawa kekalahan. 
Kepada penduduknya, Dhirar menawarkan perdamaian. Dhirar kemudian diangkat menjadi gubernur Masibdzan.

Wednesday, May 18, 2011

KETERGANTUNGAN YANG MELINDUNGI...

Ya Allah periharalah aku dengan islam ketika aku berdiri, ketika aku duduk, ketika aku terbaring. Jangan gembirakan orang yang memusuhi ku..dan yang menyimpan dengki padaku.. Ya Allah... aku mohon kepada Mu..semua simpanan kebaikan yang ada di Tangan Mu...Dan aku berlindung kepada Mu...dari seluruh kejahatan yang ada di tangan Mu....(HR.Al Hakim dalam Al Mustadrak,I/525)

Ini adalah do'a yg di ucapkan Umar Bin Khattab.. meminta perlindungan pad Allah dari segala sisi...Memohon semua kebaikan dan menolak semua kejahatan. Curahan kata2 yg mencakup seluruh bentuk tameng perlindungan yang hrs dipintakan seseorang hamba kepada pemilik sifat, Tempat Meminta...


Muatan sebuah do'a benar2 merupakan pantulan dari ketergantunagan seseorang yang begitu tinggi kepada Allah SWT... dan spt itulah jiwa Rasullulah dan para sala-fusshalih..

Itulah tawakal...Ketergantungan yang menjadikan seseorang tau bahwa dirinya..hanya berharap dan bersandar kepada -Nya... Lalu scara otomatissangat memelihara diri dari penyimpangan yg bs mjd indikasi keterlepasannya dan ketergantungannya pada Allah SWT...

Tuesday, May 17, 2011

Tidak sedekah... Tidak jihad... dengan apa kita masuk surga...???

Sebuah pertanyaan retoris yang pernah di ucapkan nabi kepada seseorang yang selalu tidak sanggup melakukan sedekah atau jihad dengan berbagai alasan,,, 
kawan tidakkah kau tau bahwa senyum itu sesungguhnya merupakan sedekah..???
Jangan memandang sesuatu itu dengan serba materi..
Sungguh Allah tidak akan memberatkan umatnya...
Keep Istiqomah....^_^